BIOGAS: SAMPAH YANG NAIK KELAS
Oleh WAWAN H. SUYATMIKO
Biogas adalah gas yang mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat dan cair) homogen seperti kotoran dan urin (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Di samping itu juga sangat mungkin menyatukan saluran pembuangan di kamar mandi atau WC ke dalam sistem biogas. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan, antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem, bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini dimungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan organik yang homogen.
Bahan organik dimasukkan ke dalam ruangan tertutup kedap udara (disebut digester) sehingga bakteri anaerob akan membusukkan bahan organik tersebut dan kemudian menghasilkan gas (disebut biogas). Biogas yang telah terkumpul di dalam digester selanjutnya dialirkan melalui pipa penyalur gas menuju tabung penyimpan gas atau langsung ke lokasi penggunaannya.
Nilai kalori dari 1 meter kubik biogas adalah sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan karbondioksida (CO2) yang ikut memberikan kontribusi bagi efek rumah kaca (green house effect) yang bermuara pada pemanasan global (global warming). Biogas memberikan perlawanan terhadap efek rumah kaca melalui tiga cara: Pertama, biogas memberikan substitusi atau pengganti dari bahan bakar fosil untuk penerangan, kelistrikan, memasak dan pemanasan. Kedua, metana (CH4) yang dihasilkan secara alami oleh kotoran yang menumpuk merupakan gas penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih besar dibandingkan CO2. Pembakaran CH4 pada biogas mengubahnya menjadi CO2 sehingga mengurangi jumlah CH4 di udara. Ketiga, dengan lestarinya hutan, maka CO2 yang ada di udara akan diserap oleh hutan yang menghasilkan oksigen yang melawan efek rumah kaca.
Tulisan ini juga di posting di geton.nedw.org dan juga di http://www.infogue.com
kaitokid724
March 27, 2008
Tulisan artikel di blog Anda bagus-bagus. Agar lebih bermanfaat lagi, Anda bisa lebih mempromosikan dan mempopulerkan artikel Anda di infoGue.com ke semua pembaca di seluruh Indonesia. Salam Blogger!
http://www.infogue.com/
http://www.infogue.com/industri/biogas_sampah_yang_naik_kelas/
lawankata
March 28, 2008
Terima kasih atas saran&rujukannya..
Salam..
STR
March 29, 2008
Bos, posting ini harusnya ndak sependek ini. Pas aku ngedit itu artikelnya lebih panjang dari ini. Mungkin server hosting nedw.org ada yang bad sector. Aku minta lagi arsip asli tulisan ini (kalau ada) buat diposting ulang di GETON. Kirim lewat imel ae. Trims.
lawankata
April 1, 2008
Waduh sori, Sat..Semenjak kingston-ku bermasalah beberapa bulan yang lalu tulisan2 lamaku juga ikutan “ngacir” ga tau kemana..Lha ini aja aku dapat di komputer si Akris pasca flashdisc-ku jebol..Tapi nanti coba aku cari ke laptop-nya Eko-cdc yang waktu itu pernah sebagai data base untuk tulisan2 GETON..
Suwun..
BioMethaGreen
August 2, 2010
Kini, sampah rumah tangga atau sampah pasar pun sudah bisa langsung dikonversi menjadi energi biogas tersebut. Prototype nya bisa dilihat di BioMethaGreen.com Silakan berkunjung. Salam kenal
lawankata
August 3, 2010
@BioMethaGreen : Trims atas infonya..nice link !!..very-very appreciated for your jobs !!..